01 Juni 2016

Catatan Hati Seorang Guru: Wali Murid Yang Sensitif

Assalamualaikum...

setiap orang tua pasti sensitif kepada anak mereka. tapi kadar kesensitifan setiap orang jadi berkurang lantaran kesibukan pekerjaan masing-masing. 

sama halnya dengan salah satu murid di sekolah. karena ayah dan ibunya sedang sibuk bekerja, jadilah yang menggantikan peran mereka adalah kakek dan neneknya. setiap antar jemput sekolah, selalu kakek atau neneknya bergantian. pernah beberapa kali si kakek komplain ke kepala sekolah perihal sikap guru-guru.

saking perhatiannya, buku penghubung yang lupa dibawa anak pulang, esok paginya langsung ditanyakan si kakek. saya yang kebetulan jaga gerbang pagi itu berulang kali mengatakan "maaf" karena para guru banyak yang sibuk mempersiapkan acara pelepasan beberapa hari lagi.

nah pas acara pelepasa juga si kakek komplain lagi, tepat di tempat registrasi wali murid. pagi itu saya jadi dokumentasi merangkap kesekret karena POMS yang biasa bantu belum datang. beberapa menit kemudian ada satu anggota POMS yang berkenan bantu saya. akhirnya bagian registrasi saya lepaskan dan saya konsen motret ini dan itu di depan sambil nyapa para orang tua.

perlu diketahui, karena sekolah kami ada dua cabang. jadilah meja registrasi dibagi dua. satu meja untuk TK B dari dua sekolah karena konsumsi TK B dobel. satu meja lagi untuk PG dan TK A dari dua sekolah karena konsumsinya hanya satu.

nah kebetulan, si kakek yang sensitif itu datang bersama nenek. si nenek yang bingung ditanya anggota POMS mau ngisi di lembar sekolah cabang yang mana, akhirnya saya bantu jawab. tapi jawaban saya malah keliru, dan sepersekian detik langsung saya ralat. si kakek yang tau kalau aku salah sebut, langsung manggil nama saya dan bilang "kok bisa lupa, jangan-jangan namanya ini juga lupa?" ucap si kakek sambil megang kedua bahu cucunya. 

pertanyaannya nohok bgt, kesannya saya gak perhatian dengan murid-murid. untung aja saya hafal nama lengkap cucunya. dengan PD saya sebutin namanya. tapi tatapannya si kakek masih gak percaya. akhirnya saya ajak anak itu untuk foto dulu sebelum masuk gedung acara. si kakek akhirnya ganti ekspresi dan bilang kalau si cucu paling suka bgt klo diajak foto.. huft.. untung aja

jangan sekali-kali salah ngomong dan salah sikap lagi. pikir dulu dengan matang, baru dilakukan. dan jangan segan-segan untuk bilang "maaf" setiap saat [kya pemeran mpok hindun di bajaj bajuri hehehe]

Wassalamualaikum...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar